Pages

Islam dan Modernitas

Buku ini berasal dari sebuah lokakarya yang diadakan di Middle East Centre, St. Antony’s College, Oxford, pada bulan April 1996. Tujuan dari lokakarya tersebut adalah membahas gagasan-gagasan intelektual Muslim yang penting pada abad kedua puluh yang telah berusaha untuk mengembangkan pandangan yang selaras dengan pemikiran dan lembaga-lembaga modern, tetapi tetap berakar pada tradisi dan sumber-sumbernya. Abad ke-20 telah memberi perubahan dunia pada tingkat yang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada tempat yang tidak terpengaruh. Timur Tengah-Dunia Arab Islam-telah menghadapi perubahan sama seperti tempat-tempat lain. Hal yang menghambat terjadinya modernisasi ini karena sulitnya memadukan masyarakat klasik dengan norma-norma klasiknya menjadi masyarakat yang modern. Perubahan terjadi dari berbagai faktor, tetapi ketegangan biasanya terjadi ketika masyarakat tradisional dihadapkan pada tantangan-tantangan yang diajukan baik dari dunia luar maupun oleh keputusan-keputusan dari dalam untuk menjadi modern.

Modernisasi adalah pengantar menuju masyarakat dengan artifak kehidupan kontemporer-jalur kereta api, Komunikasi, industri, teknologi, perlengkapan rumah tangga. Modernitas (modernisme) adalah istilah umum bagi proses politik dan budaya yang ditempatkan pada tujuan dengan memadukan gagasan baru, sistem politik atau pendidikan ke masyarakat.
Hal yang menjadi musuh modernitas ini adalah pola pikir tradisional. Orang-orang Timur Tengah menganggap kalau modernitas adalah cara mengerjakan sesuatu dengan menggantikan cara yang lain, yang bukan merupakan peningkatan. Namun banyak ahli yang berpendapat bahwa perlunya ada suatu pembaharuan,mereka mengutip Al-Qur’an untuk menekankan perlunya pembaharuan ini.
Timur Tengah sudah terbuka terhadap Eropa sejak penyerbuan Napoleon ke Mesir pada tahun 1798. Sebuah pendudukan yang singkat tetapi menentukan kepada perampasan kekuasaan oleh Muhammad ‘Ali dan reformasi dinastinya sehingga  terbaratkan. Siswa-siswa mesir dikirim ke Barat untuk mendapatkan pengetahuan modern praktis. Beberapa dari mereka melihat bahwa rahasia perkembangan Eropa terletak pada kebebasan berpikir orang secara kritis, mengubah kebijakan, dan menerapkan ilmu dan teknologi modern sebagai solusi permasalahan.
Islam tidak boleh hanya meniru saja karena meniru hanya akan merusak masyarakat, Islam harus bangkit. Seperti salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi “tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah nasib mereka sendiri”. Islam harus menjadi dasar moral masyarakat yang modern dan progresif, tetapi Islam tidak dapat menyetujui segala sesuatu yang dikerjakan atas nama modernisasi. Islam harus bertindak sebagai suatu pertahanan. Masyarakat Islam harus hidup menerut perintah tuhan. Dan dengan penalaran, menegaskan apa yang relevan dengan masyarakat komtemporer. Sebuah masyarakat Muslim dapat mengambil gagasan dan ilmu pengetahuan Eropa tanpa mengabaikan islam itu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar